Guru Ku Motivasi Hidup Ku
Judul Cerpen Guru Ku Motivasi Hidup Ku
Cerpen Karangan: Sahira Nasution
Kategori: Cerpen Anak, Cerpen Pendidikan
Lolos moderasi pada: 7 February 2016
Cerpen Karangan: Sahira Nasution
Kategori: Cerpen Anak, Cerpen Pendidikan
Lolos moderasi pada: 7 February 2016
Tidak terasa sebentar lagi
tanggal 25 November. Dimana semua siswa Indonesia akan memperingati hari guru.
Jika aku melihat jasa para guru, itu sangat berjasa sekali bagiku. Guru tidak
pernah lelah untuk memberikan semua ilmunya, yang kelak akan bermanfaat untukku
di masa depan. Tanpa guru aku bukanlah siapa-siapa. Bukan orang yang
berpendidikan. Juga bukan orang yang mempunyai prestasi. Guru adalah ibu kedua
bagiku. Tempat aku berdialog dan tempat aku bersosialisasi.
“Wayo!! Kamu sedang mikiri
apa?” Ika menepuk pundaku sambil mengagetkan aku.
“Apaan sih, kaget tahu.” Jawabku yang penuh dengan kekesalan.
“Oh iya, kamu tahu tidak. Sebentar lagi sekolah kita akan memperingati hari guru. Kalau boleh tahu guru Favorit kamu siapa?”
“Apaan sih, kaget tahu.” Jawabku yang penuh dengan kekesalan.
“Oh iya, kamu tahu tidak. Sebentar lagi sekolah kita akan memperingati hari guru. Kalau boleh tahu guru Favorit kamu siapa?”
Tetttt.. tettt.. tett Bel
tanda masuk berbunyi. Aku tidak sempat menjawab pertanyaan yang dilontarkan Ika
tadi. Aku langsung bergegas masuk, karena pelajaran akan dimulai. Saat aku
mengingat semua jasa guru. Aku teringat dengan sosok guru yang memotivasi
hidupku. Guru itu bernama Ibu Sity. Tetapi ia lebih suka dipanggil Bunda.
“Assalamualaikum anak-anak.” Ibu Sity menyambut semua siswanya dengan ucapan dan senyuman.
“Waalaikumsalam Bunda.” Jawaban yang diucapkan oleh semua siswa dengan semangat.
“Assalamualaikum anak-anak.” Ibu Sity menyambut semua siswanya dengan ucapan dan senyuman.
“Waalaikumsalam Bunda.” Jawaban yang diucapkan oleh semua siswa dengan semangat.
Ibu Sity adalah guru yang
selalu dinanti-nanti kehadirannya. Banyak motivasi yang selalu ia sampaikan.
Motivasi itu yang sangat berguna sekali bagiku dan teman-temanku semua. Kadang
aku berpikir apa motivasi hidupku di masa depan. “Apakah aku bisa menjadi orang
yang sukses dan bermanfaat bagi orang banyak?” Namun ketika aku mengingat
kata-kata Ibu Sity. Aku belajar untuk mengintropeksi diriku. “Orang yang
dikatakan fisiknya tidak sempurna saja bisa menjadi orang yang sukses dan tidak
pantang menyerah. Kenapa aku yang dikatakan sempurna tidak mau berusaha dan
berdoa. Hanya bisa menyerah dengan keadaan.
Aku mencoba merenungi semua
kata-kata yang dilontarkan Ibu Sity. Hingga terbawa aku ke dalam lamunan yang
tidak tahu akhirnya.
“Raa..Ra..araaa” Ika memanggilku berkali-berkali dengan nada yang mulai kesal.
Aku bergegas melihatnya sambil berkata. “Ada apa Ika? Kenapa teriak-teriak begitu?”
“Aku memanggil kamu sedari tadi. Kamu belum menjawab pertanyaanku Ra!! Siapa guru Favorit kamu?” Ika masih penasaran dengan jawabanku.
“Guru Favorit aku Ibu Sity, Ika.”
“Dia baik iya Ra..”
“Tentu. Ibu Sity selalu memotivasi hidupku. Membuatku mengerti kenapa ilmu sangat berguna sekali di masa depan.” Aku menatap Ika dengan senyuman.
“Raa..Ra..araaa” Ika memanggilku berkali-berkali dengan nada yang mulai kesal.
Aku bergegas melihatnya sambil berkata. “Ada apa Ika? Kenapa teriak-teriak begitu?”
“Aku memanggil kamu sedari tadi. Kamu belum menjawab pertanyaanku Ra!! Siapa guru Favorit kamu?” Ika masih penasaran dengan jawabanku.
“Guru Favorit aku Ibu Sity, Ika.”
“Dia baik iya Ra..”
“Tentu. Ibu Sity selalu memotivasi hidupku. Membuatku mengerti kenapa ilmu sangat berguna sekali di masa depan.” Aku menatap Ika dengan senyuman.
Guru itu ibarat lilin. Ia rela
terbakar, demi menerangi masa depan anak muridnya. Dan guru mempunyai 1001 cara
agar siswanya kelak menjadi orang yang berguna bagi Nusa dan Bangsa. Walaupun
sudah lelah, guru tidak pernah memperlihatkannya kepada siswa-siswanya. Karena
ia tidak ingin siswanya menjadi orang yang selalu menyerah. Peran guru
sangatlah penting bagi Pendidikan. Guru tidak pernah meminta imbalan sedikit
pun dari siswanya, meski ia sudah mengajar berpuluh-puluh tahun.
0 komentar:
Posting Komentar