Di depanku kau selalu hadirkan semu,
Kasat tentang perasaanmu...
Kau rancang sebuah cerita yang buatku gila
Kau hadirkan ruang terang dengan cahayamu
Tapi justru buatku kegelapan di siang hari
Kau juga hadir di malam hari dengan rembulan
Tapi sekilas saja kau tampakkan...
Karena setelah itu kau sembunyi dalam kabut hitam,
yang ahirnya benar-benar hilang terhalang hujan...
Kau benar-benar hilang tanpa kenangan,
dan tanpa hal yang harus ku kenang.
Kasat tentang perasaanmu...
Kau rancang sebuah cerita yang buatku gila
Kau hadirkan ruang terang dengan cahayamu
Tapi justru buatku kegelapan di siang hari
Kau juga hadir di malam hari dengan rembulan
Tapi sekilas saja kau tampakkan...
Karena setelah itu kau sembunyi dalam kabut hitam,
yang ahirnya benar-benar hilang terhalang hujan...
Kau benar-benar hilang tanpa kenangan,
dan tanpa hal yang harus ku kenang.
Pelarianmu
Oleh : Iman Zenit
Oleh : Iman Zenit
Awalnya kau hadirkan manis pesonamu
Hingga aku terjatuh di sosok hatimu
Kau juga tampak lembut dalam tingkahmu,
hingga keadaan selalu terasa hangat saat bersamamu
Aku terbuai dengan rasa-rasa ini,
Bahkan aku sangat rela berkorban apapun demi terus bisa bersamamu
Hari demi hari kau tampak makin jauh
Tanpa ku ketahui apa yang sebenarnya terjadi
Aku memang sempat bahagia denganmu
Walau sebenarnya hanya objek dari pelarianmu.
Hingga aku terjatuh di sosok hatimu
Kau juga tampak lembut dalam tingkahmu,
hingga keadaan selalu terasa hangat saat bersamamu
Aku terbuai dengan rasa-rasa ini,
Bahkan aku sangat rela berkorban apapun demi terus bisa bersamamu
Hari demi hari kau tampak makin jauh
Tanpa ku ketahui apa yang sebenarnya terjadi
Aku memang sempat bahagia denganmu
Walau sebenarnya hanya objek dari pelarianmu.
Puisi Kebencian Cinta 1
Oleh : Iman Zenit
Ku bawa tubuh
ringkih tanpa harapan,
ataupun bayang yang terkenang
Bersama ruang hampa yang selalu ku singgahi
Aku bernyanyi walau tanpa irama
Hanya baris-baris sya'ir yang bernotasi
Bukan tentangmu lagi aku bercerita
Hanya sebaris kebencian yang terpendam
Bukan karena luapan rasa sayang aku bernyanyi
Hanya segulung rasa dendam tentang penghiatanmu
Sederas air aku membencimu,
Sekeras ombak menerjang karang dendamku
Setajam mata raja hutan yang siap menerkam
Kau telah merubah keadaan,
dan kaupun harus membayar itu dengan penderitaan!
ataupun bayang yang terkenang
Bersama ruang hampa yang selalu ku singgahi
Aku bernyanyi walau tanpa irama
Hanya baris-baris sya'ir yang bernotasi
Bukan tentangmu lagi aku bercerita
Hanya sebaris kebencian yang terpendam
Bukan karena luapan rasa sayang aku bernyanyi
Hanya segulung rasa dendam tentang penghiatanmu
Sederas air aku membencimu,
Sekeras ombak menerjang karang dendamku
Setajam mata raja hutan yang siap menerkam
Kau telah merubah keadaan,
dan kaupun harus membayar itu dengan penderitaan!
Puisi Kebencian
Cinta 2
Oleh : Iman Zenit
Oleh : Iman Zenit
Di hari yang
hening, bayangmu menari
Hingga ramaikan anganku
Walau keadaan masih tetap sepi
Aku tak yakin keadaan ini,
Bisa bertahan lalui kelamnya malam nanti...
Malam yang kelam,
hitam, menggelapkan, teriring rasa sakit yang pernah kau lakukan
Akupun menari di atas runcingnya tombak yang tajam,
menusuk jalur-jalur nadiku yang berjalan...
Sampai saat tak henti-henti aku terluka,
Hingga nadiku berhenti, dan mati.
Hingga ramaikan anganku
Walau keadaan masih tetap sepi
Aku tak yakin keadaan ini,
Bisa bertahan lalui kelamnya malam nanti...
Malam yang kelam,
hitam, menggelapkan, teriring rasa sakit yang pernah kau lakukan
Akupun menari di atas runcingnya tombak yang tajam,
menusuk jalur-jalur nadiku yang berjalan...
Sampai saat tak henti-henti aku terluka,
Hingga nadiku berhenti, dan mati.
Puisi Kebencian
Cinta 3
Oleh : Iman Zenit
Oleh : Iman Zenit
Di penghujung
hariku ini,
Tak juga bisa ku tulis tepat kesimpulan tentang perlawananmu
Karena terlalu dalam kau menghilang,
dalam lautan kemuna'anmu
Kau jung-jung tinggi rasa egomu, untuk sebuah kepuasan
Tak juga ku temukan tentang kebenaran itu
Saat kau hadir dalam semu, hingga kasat di mataku
Sedang yang tersimpan hanya luka
Aku hanya karang yang hanya diam,
saat kau menjadi ombak menerjangku tak henti...
egomu dan semua yang kau lakukan,
Membunuhku perlahan...
Tak juga bisa ku tulis tepat kesimpulan tentang perlawananmu
Karena terlalu dalam kau menghilang,
dalam lautan kemuna'anmu
Kau jung-jung tinggi rasa egomu, untuk sebuah kepuasan
Tak juga ku temukan tentang kebenaran itu
Saat kau hadir dalam semu, hingga kasat di mataku
Sedang yang tersimpan hanya luka
Aku hanya karang yang hanya diam,
saat kau menjadi ombak menerjangku tak henti...
egomu dan semua yang kau lakukan,
Membunuhku perlahan...
Puisi Kebencian
Cinta 4
Oleh : Iman Zenit
Oleh : Iman Zenit
Masih saja ku
rasakan resah ini,
walau detik demi detik aku mencoba melupakannya...
Dari sejak mentari pagi tersenyum,
Sampai mentari petang mengayun...
Goresan perlakuanmu tak dapat lupakan,
Pemburuan akan hakikat rasa yang sesungguhnya
Hanya bergelut dengan bayang-bayang kebencian,
dan tentu saja dendam!
Rasa dendam menyelinap,
menepis semua ketulusan di dada ini...
Walau mungkin perlahan,
Tapi tetap akan ku dapatkan....
walau detik demi detik aku mencoba melupakannya...
Dari sejak mentari pagi tersenyum,
Sampai mentari petang mengayun...
Goresan perlakuanmu tak dapat lupakan,
Pemburuan akan hakikat rasa yang sesungguhnya
Hanya bergelut dengan bayang-bayang kebencian,
dan tentu saja dendam!
Rasa dendam menyelinap,
menepis semua ketulusan di dada ini...
Walau mungkin perlahan,
Tapi tetap akan ku dapatkan....
Puisi Kebencian
Cinta 5
Oleh : Iman Zenit
Oleh : Iman Zenit
Aku terdampar
dalam karang-karang runcing
Setelah berlayar berhari-hari di tengah-tengah lautan
Aku tak tau apa yang terjadi sebelumnya
Yang ku ingat aku kehilangan arah
dan tak tau kemana sampanku berjalan
Mungkin kau pun tertawa disana,
Tapi aku akan tetap mencarimu kembali
Selama mentari pagi masih terbit dari upuk timur,
dan tenggelam di barat...
Setelah berlayar berhari-hari di tengah-tengah lautan
Aku tak tau apa yang terjadi sebelumnya
Yang ku ingat aku kehilangan arah
dan tak tau kemana sampanku berjalan
Mungkin kau pun tertawa disana,
Tapi aku akan tetap mencarimu kembali
Selama mentari pagi masih terbit dari upuk timur,
dan tenggelam di barat...
Sumber Dari:
0 komentar:
Posting Komentar