Macam-macam Karya
Sastra
Karya sastra di
Indonesia yang dihasilkan sebelum abad ke-20. Pada masa ini karya satra di
Indonesia di dominasi oleh syair, pantun , gurindam dan hikayat .
a. syair
Syair adalah puisi atau karangan dalam bentuk terikat yang mementingkan irama sajak . Biasanya terdiri dari 4 baris, berirama aaaa, keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair (pada pantun, 2 baris terakhir yang mengandung maksud).b. pantun
Syair adalah puisi atau karangan dalam bentuk terikat yang mementingkan irama sajak . Biasanya terdiri dari 4 baris, berirama aaaa, keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair (pada pantun, 2 baris terakhir yang mengandung maksud).b. pantun
Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat
luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Dalam bahasa Jawa, misalnya,
dikenal sebagai parikan . Lazimnya pantun terdiri atas empat
larik (atau empat baris bila dituliskan), bersajak akhir dengan
pola a-b-a-b (tidak boleh a-a-a-a, a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya
merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis.
Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi . Sampiran adalah dua
baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris
masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua
yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris
terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.
Karmina dan talibun merupakan bentuk
kembangan pantun, dalam artian memiliki bagian sampiran dan isi. Karmina
merupakan pantun “versi pendek” (hanya dua baris), sedangkan talibun adalah
“versi panjang” (enam baris atau lebih).
Peran pantun
Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan
sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur
berfikir. Pantun melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar.
Ia juga melatih orang berfikir asosiatif, bahwa suatu kata bisa memiliki kaitan
dengan kata yang lain.
Secara sosial pantun memiliki fungsi pergaulan yang
kuat, bahkan hingga sekarang. Di kalangan pemuda sekarang, kemampuan berpantun
biasanya dihargai. Pantun menunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir dan
bermain-main dengan kata. Seringkali bercampur dengan bahasa-bahasa lain.
Berikut contoh pantun (sebetulnya adalah karmina) dari kalangan pemuda:
Mawar
merah tumbuh di dinding
Jangan
marah, just
kidding
Namun demikian, secara umum peran sosial pantun adalah
sebagai alat penguat penyampaian pesan.
Struktur Pantun
Menurut Sutan Takdir Alisjahbana fungsi sampiran
terutama menyiapkan rima dan irama untuk mempermudah pendengar memahami isi
pantun. Ini dapat dipahami karena pantun merupakan sastra lisan.
Meskipun pada umumnya sampiran tak berhubungan dengan
isi terkadang bentuk sampiran membayangkan isi. Sebagai contoh dalam pantun
ini:
Air
dalam bertambah dalam
Hujan
di hulu belum lagi teduh
Hati
dendam bertambah dendam
Dendam
dahulu belum lagi sembuh
Beberapa sarjana Eropa berusaha mencari aturan dalam
pantun maupun puisi lama lainnya. Misalnya satu larik pantun biasanya terdiri
atas 4-5 kata dan 8-12 suku kata. Namun aturan ini tak selalu berlaku.
Pantun Adat
1.
Menanam kelapa di pulau Bukum
Tinggi sedepa sudah berbuah
Adat bermula dengan hukum
Hukum bersandar di Kitabullah
Tinggi sedepa sudah berbuah
Adat bermula dengan hukum
Hukum bersandar di Kitabullah
2.
Ikan
berenang didalam lubuk
Ikan
belida dadanya panjang
Adat
pinang pulang ke tampuk
Adat
sirih pulang ke gagang
3.
Lebat
daun bunga tanjung
Berbau
harum bunga cempaka
Adat
dijaga pusaka dijunjung
Baru
terpelihara adat pusaka
4.
Bukan
lebah sebarang lebah
Lebah
bersarang dibuku buluh
Bukan
sembah sebarang sembah
Sembah
bersarang jari sepuluh
5.
Pohon
nangka berbuah lebat
Bilalah
masak harum juga
Berumpun
pusaka berupa adat
Daerah
berluhak alam beraja
Pantun Agama
1.
Banyak bulan perkara bulan
Tidak semulia bulan puasa
Banyak tuhan perkara tuhan
Tidak semulia Tuhan Yang Esa
Tidak semulia bulan puasa
Banyak tuhan perkara tuhan
Tidak semulia Tuhan Yang Esa
2.
Daun
terap diatas dulang
Anak
udang mati dituba
Dalam
kitab ada terlarang
Yang
haram jangan dicoba
3.
Bunga
kenanga diatas kubur
Pucuk
sari pandan Jawa
Apa
guna sombong dan takabur
Rusak
hati badan binasa
4.
Anak
ayam turun sepuluh
Mati
seekor tinggal sembilan
Bangun
pagi sembahyang subuh
Minta
ampun kepada Tuhan
5.
Asam
kandis asam gelugur
Ketiga
asam si riang-riang
Menangis
mayat dipintu kubur
Teringat
badan tidak sembahyang
Pantun Budi
1.
Bunga cina diatas batu
Daunnya lepas kedalam ruang
Adat dunia memang begitu
Sebabnya emas budi terbuang
Daunnya lepas kedalam ruang
Adat dunia memang begitu
Sebabnya emas budi terbuang
2.
Diantara
padi dengan selasih
Yang
mana satu tuan luruhkan
Diantara
budi dengan kasih
Yang
mana satu tuan turutkan
3.
Apa
guna berkain batik
Kalau
tidak dengan sujinya
Apa
guna beristeri cantik
Kalau
tidak dengan budinya
4.
Sarat
perahu muat pinang
Singgah
berlabuh di Kuala Daik
Jahat
berlaku lagi dikenang
Inikan
pula budi yang baik
5.
Anak
angsa mati lemas
Mati
lemas di air masin
Hilang
bahasa karena emas
Hilang
budi karena miskin
Pantun Jenaka
1.
Dimana kuang hendak bertelur
Diatas lata dirongga batu
Dimana tuan hendak tidur
Diatas dada dirongga susu
Diatas lata dirongga batu
Dimana tuan hendak tidur
Diatas dada dirongga susu
2.
Elok
berjalan kota tua
Kiri
kanan berbatang sepat
Elok
berbini orang tua
Perut
kenyang ajaran dapat
3.
Sakit
kaki ditikam jeruju
Jeruju
ada didalam paya
Sakit
hati memandang susu
Susu
ada dalam kebaya
4.
Naik
kebukit membeli lada
Lada
sebiji dibelah tujuh
Apanya
sakit berbini janda
Anak
tiri boleh disuruh
5.
Orang
Sasak pergi ke Bali
Membawa
pelita semuanya
Berbisik
pekak dengan tuli
Tertawa
si buta melihatnya
6.
Ada
apa diseberang itu
Mentimun
busuk dimakan kalong
Ada
apa diseberang itu
Bujang
bungkuk gadis belong
7.
Limau
purut di tepi rawa,
buah
dilanting belum masak
Sakit
perut sebab tertawa,
melihat
kucing duduk berbedak
Pantun Kepahlawanan
1.
Adakah perisai bertali rambut
Rambut dipintal akan cemara
Adakah misai tahu takut
Kamipun muda lagi perkasa
Rambut dipintal akan cemara
Adakah misai tahu takut
Kamipun muda lagi perkasa
2.
Hang
Jebat Hang Kesturi
Budak-budak
raja Melaka
Jika
hendak jangan dicuri
Mari
kita bertentang mata
3.
Kalau
orang menjaring ungka
Rebung
seiris akan pengukusnya
Kalau
arang tercorong kemuka
Ujung
keris akan penghapusnya
4.
Redup
bintang haripun subuh
Subuh
tiba bintang tak nampak
Hidup
pantang mencari musuh
Musuh
tiba pantang ditolak
5.
Esa
elang kedua belalang
Takkan
kayu berbatang jerami
Esa
hilang dua terbilang
Takkan
Melayu hilang dibumi
Pantun Kias
1.
Ayam sabung jangan dipaut
Jika ditambat kalah laganya
Asam digunung ikan dilaut
Dalam belanga bertemu juga
Jika ditambat kalah laganya
Asam digunung ikan dilaut
Dalam belanga bertemu juga
2.
Berburu
kepadang datar
Dapatkan
rusa belang kaki
Berguru
kepalang ajar
Bagaikan
bunga kembang tak jadi
3.
Anak
Madras menggetah punai
Punai
terbang mengirap bulu
Berapa
deras arus sungai
Ditolak
pasang balik kehulu
4.
Kayu
tempinis dari kuala
Dibawa
orang pergi Melaka
Berapa
manis bernama nira
Simpan
lama menjadi cuka
5.
Disangka
nenas ditengah padang
Rupanya
urat jawi-jawi
Disangka
panas hingga petang
Kiranya
hujan tengah hari
Pantun Nasihat
1.
Kayu cendana diatas batu
Sudah diikat dibawa pulang
Adat dunia memang begitu
Benda yang buruk memang terbuang
Sudah diikat dibawa pulang
Adat dunia memang begitu
Benda yang buruk memang terbuang
2.
Kemuning
ditengah balai
Bertumbuh
terus semakin tinggi
Berunding
dengan orang tak pandai
Bagaikan
alu pencungkil duri
3.
Parang
ditetak kebatang sena
Belah
buluh taruhlah temu
Barang
dikerja takkan sempurna
Bila
tak penuh menaruh ilmu
4.
Padang
temu padang baiduri
Tempat
raja membangun kota
Bijak
bertemu dengan jauhari
Bagaikan
cincin dengan permata
5.
Ngun
Syah Betara Sakti
Panahnya
bernama Nila Gandi
Bilanya
emas banyak dipeti
Sembarang
kerja boleh menjadi
Pantun Percintaan
1.
Coba-coba menanam mumbang
Moga-moga tumbuh kelapa
Coba-coba bertanam sayang
Moga-moga menjadi cinta
Moga-moga tumbuh kelapa
Coba-coba bertanam sayang
Moga-moga menjadi cinta
2.
Limau
purut lebat dipangkal
Sayang
selasih condong uratnya
Angin
ribut dapat ditangkal
Hati
yang kasih apa obatnya
3.
Ikan
belanak hilir berenang
Burung
dara membuat sarang
Makan
tak enak tidur tak tenang
Hanya
teringat dinda seorang
4.
Anak
kera diatas bukit
Dipanah
oleh Indera Sakti
Dipandang
muka senyum sedikit
Karena
sama menaruh hati
5.
Ikan
sepat dimasak berlada
Kutunggu
di gulai anak seberang
Jika
tak dapat dimasa muda
Kutunggu
sampai beranak seorang
6.
Kalau
tuan pergi ke Tanjung
Kirim
saya sehelai baju
Kalau
tuan menjadi burung
Sahaya
menjadi ranting kayu.
Kalau
tuan pergi ke Tanjung
Belikan
sahaya pisau lipat
Kalau
tuan menjadi burung
Sahaya
menjadi benang pengikat
Kalau
tuan mencari buah
Sahaya
pun mencari pandan
Jikalau
tuan menjadi nyawa
Sahaya
pun menjadi badan.
Pantun Peribahasa
1.
Berakit-rakit kehulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian
2.
Kehulu
memotong pagar
Jangan
terpotong batang durian
Cari
guru tempat belajar
Jangan
jadi sesal kemudian
3.
Kerat
kerat kayu diladang
Hendak
dibuat hulu cangkul
Berapa
berat mata memandang
Barat
lagi bahu memikul
4.
Harapkan
untung menggamit
Kain
dibadan didedahkan
Harapkan
guruh dilangit
Air
tempayan dicurahkan
5.
Pohon
pepaya didalam semak
Pohon
manggis sebasar lengan
Kawan
tertawa memang banyak
Kawan
menangis diharap jangan
Pantun Perpisahan
1.
Pucuk pauh delima batu
Anak sembilang ditapak tangan
Biar jauh dinegeri satu
Hilang dimata dihati jangan
Anak sembilang ditapak tangan
Biar jauh dinegeri satu
Hilang dimata dihati jangan
2.
Bagaimana
tidak dikenang
Pucuknya
pauh selasih Jambi
Bagaimana
tidak terkenang
Dagang
yang jauh kekasih hati
3.
Duhai
selasih janganlah tinggi
Kalaupun
tinggi berdaun jangan
Duhai
kekasih janganlah pergi
Kalaupun
pergi bertahun jangan
4.
Batang
selasih mainan budak
Berdaun
sehelai dimakan kuda
Bercerai
kasih bertalak tidak
Seribu
tahun kembali juga
5.
Bunga
Cina bunga karangan
Tanamlah
rapat tepi perigi
Adik
dimana abang gerangan
Bilalah
dapat bertemu lagi
6.
Kalau
ada sumur di ladang
Bolehlah
kita menumpang mandi
Kalau
ada umurku panjang
Bolehlah
kita bertemu lagi
Pantun Teka-teki
1.
Kalau tuan bawa keladi
Bawakan juga si pucuk rebung
Kalau tuan bijak bestari
Binatang apa tanduk dihidung ?
Bawakan juga si pucuk rebung
Kalau tuan bijak bestari
Binatang apa tanduk dihidung ?
2.
Beras
ladang sulung tahun
Malam
malam memasak nasi
Dalam
batang ada daun
Dalam
daun ada isi
3.
Terendak
bentan lalu dibeli
Untuk
pakaian saya turun kesawah
Kalaulah
tuan bijak bestari
Apa
binatang kepala dibawah ?
4.
Kalau
tuan muda teruna
Pakai
seluar dengan gayanya
Kalau
tuan bijak laksana
Biji
diluar apa buahnya
5.
Tugal
padi jangan bertangguh
Kunyit
kebun siapa galinya
Kalau
tuan cerdik sungguh
Langit
tergantung mana talinya ?
c. gurindam
Gurindam adalah satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua baris kalimat dengan irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama berisikan semacam soal , masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawaban nya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.d. hikayat
Gurindam adalah satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua baris kalimat dengan irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama berisikan semacam soal , masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawaban nya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.d. hikayat
Hikayat adalah salah satu bentuk sastra
prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan
tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun
kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh
utama.
Sebuah hikayat dibacakan sebagai hiburan, pelipur lara
atau untuk membangkitkan semangat juang.
Daftar Hikayat Melayu
Maka, inilah daftar hikayat dalam bahasa
Melayu yang sungguh indah-indah isi ceritanya dan
elok-elok gaya bahasanya:
Hikayat Abdullah
Hikayat Abdullah bisa dikatakan merupakan
sebuah otobiografi . Hal ini
membuat hikayat ini istimewa dalam khazanahSastra Melayu . Karya sastra
ini ditulis pada pertengahan abad ke-19.
Abdullah yang bernama lengkap Abdullah bin Abdulkadir Munsyi adalah seseorang
dari keluarga terpelajar. Ia
merupakan seorang keturunan Arab, dari Yaman . Leluhurnya
adalah guru agama dan guru bahasa
Arab yang menetap di India Selatan, lalu
beristrikan seorang Tamil . Lalu mereka pindah ke Malaka .
Abdullah sendiri juga lahir dan tinggal di Malaka . Istrinya juga
seorang keturunan Tamil . Ayah Abdullah adalah seorangnarasumber Marsden, pakar bahasa
Melayu dari Britania Raya .
Abdullah banyak menceritakan hal-hal yang menarik dari
paruh pertama abad ke 19. Misalkan mengenai kota Malaka danSingapura, beberapa tokoh
seperti John Stamford Raffles, Lord
Minto, Farquhar dan Timmerman
Thijssen . Selain itu ia banyak sekali menceritakan
tentang kehidupan sehari-hari bangsa Melayu kala itu.
Pengarang ini juga dikenal karena suka menulis karya sastra didaktis yang penuh
dengan nasehat -nasehat.
0 komentar:
Posting Komentar