Minggu, 06 November 2016

PUISI KEMATIAN




TANAH

Kembali
Tempat tergali
Pun kan pergi
Menemui cintanya di hati

Bila nanti tiba waktu
Ajal sebagai penentu
Kita bercakap
Berdekap

Tubuhmu
Timbuni rubuhku
Peluk berpagut desak
Akhiri jeritan dunia sesak

Ruang kosong tak isi
Hadirmu, diri mengisi
Menyatu padu
Beradu

Bertunas
Kan menetas
Kisah jadi asmara
Bumi serapat tanah menyapa

Puisi by : Ibnu Nafisah

DI HARI KEMATIAN

Kau datang berwajah kelam
Menemani hari terakhir
Mendung hitam
Terukir

Keluarga, Harta ; aku meramal
Mereka pasti pergi
Tinggal amal
Sendiri

Ketika ruh hendak lepas
Pun jiwa terbebas
Jasad kebas
Lemas

Tak ingin cacian tangismu
Bersatu gerimis mengiris
Tersedu mengadu
Pilu

Berlalulah dengan hati ikhlas
Hingga waktu berjalan
Kita lupakan
Kenangan

Puisi by : Ibnu Nafisah

TITISAN KEGELAPAN

Tertunduk wajah malu
Hasrat memaki nafsu tersaji
Melumat sunyi hampa hati
Bercumbu dengan tanah bumi 

Coba menelisik jalan mati
Di mana pencabut nyawa sembunyi
Sasar logika dalam tipu maya fana 
Dalam rimba belantara hitam

Sukma merayu mesra
Berharap suci menghampiri
Singkirkan titik noda
Berkarat dan melumut

Kesombongan pula keangkuhan diri
Nikmat berebah
Jasad berlumur darah
Busuk nanah tercurah

Membakar asa nan punah
Siksa mendera 
Di bawah naungan dosa

Puisi by : N/A

DIUJUNG KEMATIAN

Wahai para penghuni bumi alam seisinya 
Yang punya hati ,rasa akal dan pikiran 
Wahai para petinggi yang punya jabatan dan tahta 
Sadar,sadar dan sadar

Karena bumi dan alam kian rapuh seperti tulang dan kayu yang keropos
Wahai para pemilik dosa yang melimpah bersujudlah pada tuhan 
Wahai para pemilik harta 
Kekayaanmu tak dibawa mati 

Wahai para manusia yang sombong dan pemarah
Sadarlah karena surga tak bisa ditebus dengan amarahmu ,
Karena surga tak bisa ditebus dengan hartamu 
Nyawa ,harta hanya titipan 

Ingat dan sadar semua akan mati 
Semua musnah

Puisi by : Ardan Wibowo

SELAMAT DATANG KEMATIAN 

Hallo manusia angkuh 
Hallo manusia sombong 
Ajal akan menjemputmu 
Neraka menantimu 

Kain kafan pembalutmu 
Cinta alam kuburmu 
Kranda kereta mewahmu 
Bunga warna warni penghias kuburmu 

Puisi by : Ardan Wibowo

TRAGEDI

Lihatlah di ujung metromini
Maut menancapkan kukukukunya
Pada seorang ibu dan anaknya
Tanpa isyarat maupun tanda

Darah mengucur berserak
Bayangkan!
Gemeretak Tulangtulang retak
Otakotak berhamburan

Di jalan debu bercampur darah
Langit mendung berkabung
Burungburung nazar tertawa renyah
Tangis keluarga pecah

Sekejam itukah kematian
Tidak melihat tua atau muda
Tanpa belas kasihan
Kematian menjemputnya

"Tidakkah engkau iba wahai nahkoda?"
"Mungkin tidak, sebab ibaku ada di ujung lembaran kertas." Jawab nahkoda.

Ah...
"engkau sungguh bedebah!" Gumamku
"Kau tukar kematian dengan lembarlembar kertas." Kataku

Akan aku pintakan
Engkau saja yang tergeletak di sana
Digilas rodaroda keserakahan
Sebagai gantinya

Puisi by : Wildan Alfath

MABUK BERKUNANG

ketika aku jadi seorang perempuan tak jarang 
berjingkrak mensyukuri kematian lelakiku 
di panggung mimpi inilah aku mulai mabuk
saat mata berkunang-kunang

dengan perlahan kulucuti beha dan dasterku
biar dada ini kembali berbulu

Puisi by : N/A

JALAN TAUBAT

Baru setengah perjalanan dimulai 
Ada rasa
Antara dua langkah dunia 
Satu menuju tempat terindah
Dua menuju kematian 
Dan, diriku terperangkap diantaranya.

Puisi by : Ronny

SHOLAWAT DAN SALAM

Alunan nada islami
lagu sholawat yang
selalu ku nanti
mendendangkannya tak akan

bosan
usia tua dan muda tak mengapa Qolbu menjadi tentram
bila mendengarkannya
tetap yang ku gemari

walau ada yang lain
apapun situasinya
sholawat tetap terucap
Hati rindu bila

tak bersamanya
Indah syair - syairnya
dunia mengenalinya
album terbaru selalu di tunggu
hati penggemarnya

Puisi by : Maulia

DI WAKTU SUBUH

kita berdua saja, tafakur dan bermunajat
lirih kujadikan irama untuk mengimamimu
ayat-ayat bersenandung dengan indah
mengalun leburkan beku

embun semalam kita teteskan di pagi ini
tulusnya pinta dengan wujud yang suci
kita terisak dalam buta
meminta cerah kepada-Nya

sebelum ufuk memecah beku
engkau rengkuh tanganku
kita terharu di keheningan

Puisi by : Indra

Share:

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar

VIEWERS

368,597

Text Widget

Recent Posts

BTemplates.com