Minggu, 06 November 2016

PUISI MOTIVASI



- KEMENANGAN



Kau angkat wajah menantang langit
Tersenyum sinis dalam kemenanganmu
Kemenangan semu yang tak abadi
Dunia bagai telah kau rengkuh
Semuanya, selamanya



 



Tapi kutahu
Kau angkuh dalam rapuhmu
Mencabik – cabik sendiri dalam sakit
Semakin kau tersenyum
Akan semakin sakit bagimu



Kau ingin berteriak
Memakiku
Mencakarku
Tapi kau tak mampu
Karena kekuasaan itu bukan di tanganmu



GundaH



Jika hatimu terasa gundah



Berbaringlah dalam kesunyianmu



Jika hatimu tak lekas cerah



Pejamkan matamu dan tidurlah



Bawa dirimu terbang dan melayang



Dalam indah dunia mimpi



Jika hatimu t’lah riang



Buka mata dan bangkitlah dari mimpimu



Karena ada orang-orang yang menantimu



CINTA CANTIK



ciptaan yang terindah untukku
senyum tipis di ujung bibir
mata sayu lembut merajuk
masa lalu kelam kau jalani
tapi kejujuran menumbuhkan cinta dihatiku
kerinduan selalu kau datangkan dihariku
cintamu memilih sisi lain dihidupku
dirimu….
langkah pertama ku tahu bercinta
langkah kedua ku di jalan cinta
memulai awal lagi untuk yang terakhir
semua untukmu



Mencari Cahaya



Gelisah menjelma dibilik-bilik jiwa



Mengurung ribuan kisah



Sampai nyaris sesak tak bisa bernapas



rentang waktu yang berlarian



Masih saja tak bisa ku ajak bicara



Tentang letih yang sering kali singgah



Membiarkanku mengeja setiap peristiwa



melapal satu demi satu sejarah diri



maka temukanlah aku dalam sunyi



Doaku tiba tiba



Ini hanyalah seuntai doa
Mengantarku menuju alam mimpi
Adalah sisipan kata untuk yang terasa
Nyata sejak pertama hingga tak ada akhirnya



“Ketika mentari tiba, kuharap masih ada
Asa yang tak berujung tentang dirimu
Sejak pertama kau berikan mata padaku
Impian tentang bayangmu
Hingga kini masih kuharap menjadi nyata”



Surat Reformis



kepada yang terhormat



di sana!



kepada perwakilan yang



memegang janji!



tiap detik berlalu bombastis



tak sanggup kami menggapaimu



melihat apalagi memakan bagianmu



tak disini juga disana



berdoa pun kami tak sanggup



tapi, kini



kau bagai dewa yang menunggu giliran



dilemparkan!



Kalaupun harus…



Kalau harus menjadi debu



aku akan menjadi debu bagimu



seperti juga awan yang tak pernah jemu menaklukkan matahari



andai saja angin tahu, bahwa badai jua tak kunjung turun dari tahta



menikam nurani mereka



mereka yang bersujud di bumi, meraung, dan berteriak kebenaran



Jika perahu tidak bisa berjalan.
Semoga bukan sebab layar sengaja diturunkan.
Melainkan akibat musim tanpa angin.
Dengan demikian…
ada kesempatan bagi hati dan lengan
untuk mengayuh dayung agar perahu sampai.



Kita dan Batu



Apakah hanya angkuh
Terukir di wajah kita berdua
Dan tampak kukuh
Di mana antara kita berada
Di depan mata
Namun tanpa senda



Gulana sedu



Bayanganku tak mau lepas juga dariku
Lelah aku diikuti olehnya
Aku ingin bebas
Bebas tanpa ada satupun yang mengikatku…
Aku ingin lari
Sendiri…
Merasakan heningnya kehampaan…
Di tengah kesedihanku.
Aarghh…nikmatnya…
Bagai meneguk segelas air ditengah kemarau
Bagai melihat pelangi setelah hujan
Bagai oase ditengah gurun pasir
Bahagia…
Ya…



Nyanyian Sumbang



dengarkan itu….
bila kau tak terdengar
coba buka lagi telingamu



Apakah sudah terdengar olehmu ???
Coba buka hatimu
Tengoklah sekeliling
Kau akan tahu
Kau akan mendengarnya
Rintihan anak – anak bangsa



Aku tahu
Suara kehidupanmu
dan suara kehidupan mereka
tak serirama
suara kehidupan mereka sumbang
berbeda dengan suara kehidupanmu
yang begitu harmonis



Jika Dia Cinta



jika dia sebuah cinta,
dia tak hanya mendengar,
melainkan senantiasa bergetar



jika dia sebuah cinta,
dia tak mungkin buta,
melainkan senantiasa melihat dan merasakan apa yang kita rasakan



jika dia sebuah cinta,
dia tak akan membuat kita sedih,
melainkan senantiasa akan membuat kita bahagia



Kampret….!!



semua mudah berkata cinta,
semua mudah berucap sayang,
namun apa arti cinta tanpa kenyataan



pengkhianatan kau berikan
t’lah tertanam dalam hatiku yang paling dasar,
sakit,
perih,
hingga ku membisu dan terdiam,



cukup sampai sini harapan itu tersimpan,
daun yang hijau kini telah menguning dan tak mungkin berseri kembali



Kampreeeeeett….!!!



Hanya Aku dan Kamu



kerinduan mengusik malam-malamku
berkawan asa yang terpendam
rasaku merasuk kalbu
ingatanku terus melayang,
berharap akan kehadiranmu



aku yang menunggumu
bertahan pada hati yang tak lagi tegar
di persimpangan hatiku



aku mau kamu kembali
menatapku tidak untuk terakhir kali
menemaniku bersama waktu
merajut kasih bersama, berdua
hanya aku dan kamu



Aku Bukan Burung,



Aku bukanlah seekor burung
Dengan kedua sayapku
Aku bisa langsung melesat ke angkasa luas
Tanpa aku merasa takut akan terjatuh



Aku bukanlah seekor burung
Yang bisa terbang melintasi dunia
Sejauh yang aku inginkan
Kemanapun aku pergi



Aku bukanlah seekor burung
Yang bebas bertengger dimana saja
Dan pergi kapan saja
Sesuka hatiku



Sesalku



tersesal…..
ku melihat tubuh lusuh di pembaringan
wanita yang begitu di muliakan
yang dulu begitu ceria dan tegar
kini terbaring tidak berdaya
begitu besar dosaku padamu
semakin terasa sesak di dada



Masa Biru



Ku memandang langit biru
biru kelabu seperti hatiku
teringat bayang masa lalu
tentang cerita yang biru
menisik derita yang tak berlalu
tinggalkan luka sendu
hanya hati ingin berseru
dari hati yang bertalu talu
lepaskan ingatanku
tentang cerita masa lalu



Karena Aku masih Cinta



aku berdoa untukmu dari hatiku
dari hati yang pernah kau sentuh
dan selalu ingin menyentuhmu
semoga abadi bahagiamu
semoga tangan yang ingin kau genggam menyambutmu
semoga aroma yang kau rindukan dapat kau hirup
dan semoga hati yang ingin kau peluk mencintaimu selamanya



Kelu



hanya diam yang aku punya
saat seribu pertanyaan menderaku
tersudut pada keadaan
dan waktu terus menyeretku



aku masih saja diam
satu persatu memaksaku berbicara
namun aku hanya bisa diam



biarkan pertanyaan ini tetap,
menjadi pertanyaan selamanya
mengeja lewat sorot mata
serta likuk raut wajah
dan tak akan satu kata pun keluar



Selamat Ultah, Mak….!!!



Terbangun aku dari mimpi sisa tidurku
lalu memungut kata yang tercecer semalam
kata yang tersusun dari muntah kerinduan
dan kata yang tak sempat aku peluk
hingga merekah dalam kesedihan



Terima kasih Tuhan kau beri batas antara aku dan dirinya
hingga aku sadar betapa pentingnya kasih sayang



Karena Keluhku itu Cinta



tiap hari selalu dimulai dengan keluhan.
hari ini tentang itu, esoknya tentang si itu, lusanya tentang yang itu.
berulang bagai benang kusut yang tak mampu dilihat ujungnya.



dia mengeluh,
aku berusaha memberi sepenggal kalimat bijak.



dia mengeluh lagi,
ku beri lagi senyuman dan usapan pada punggungnya.



Purnama di bulan Mei
sebuah jepit rambut
bermotif ukiran hati
kau selipkan di rambutku
sejenak…
sebelum kau beranjak
tak bisa berkata
aku pun terdiam dalam gelisah
tapi, isakan hati tak bisa kututupi



Seperti rembulan yang merengkhuh malam
terangi hati berpayung cendawan hitam
kau ikrarkan akan kembali
dalam satu sasi


Share:

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar

VIEWERS

368,525

Text Widget

Recent Posts

BTemplates.com